Banyak orangtua merasa bingung ketika anak mereka yang dulunya sangat antusias, tiba-tiba enggan berpartisipasi dalam kegiatan setelah sekolah yang mereka sukai. Apakah itu les piano, skating, atau kelas teater, bukan hal yang jarang bagi anak-anak untuk kehilangan minat seiring berjalannya waktu. Memahami penyebab utama perubahan ini adalah kunci untuk mengembalikan minat anak Anda.
1. Mulailah dengan Mendengarkan dan Menyelidiki
Ketika anak Anda mulai menolak kegiatan yang dulunya mereka sukai, penting untuk menyelidiki penyebabnya. Hindari langsung membuat kesimpulan dan dengarkan apa yang anak Anda katakan. Tanyakan kepada mereka tentang pengalaman mereka di kelas dan apa yang mengganggu mereka. Juga, akan sangat membantu jika Anda berbicara dengan pengajar untuk mendapatkan perspektif mereka. Membandingkan catatan dari kedua pihak mungkin memberikan petunjuk berharga.
2. Program yang Terlalu Terstruktur Mungkin Terasa Mengekang
Terkadang, anak-anak mungkin awalnya antusias dengan sebuah kelas karena terasa menyenangkan dan baru. Namun, jika struktur kelas menjadi terlalu kaku atau disiplin terlalu menuntut—seperti dalam kelas bela diri—mereka mungkin mulai merasa tertekan. Anak-anak mungkin menolak ketika mereka menyadari bahwa kesenangan datang dengan aturan, repetisi, atau bahkan tekanan fisik.
Apakah kegiatan ini terasa menarik bagi Anda sebagai orangtua? Apakah Anda akan mengikuti kegiatan tersebut jika Anda adalah seorang anak? Jika kesenangan mulai memudar, mungkin saatnya untuk menilai kembali format program tersebut. Keseimbangan antara struktur dan kebebasan sangat penting untuk menjaga motivasi anak.
3. Rasio Pengajar dan Anak Sangat Penting
Faktor lain yang dapat membuat anak kehilangan minat pada suatu kegiatan adalah rasio pengajar dan anak. Anak-anak membutuhkan perhatian pribadi, dan dalam kelas yang besar dengan pengawasan yang kurang, mereka mungkin merasa diabaikan. Pedoman negara biasanya merekomendasikan satu pengajar untuk setiap 15 anak, tetapi kelompok yang lebih besar bisa membuat anak Anda tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Jika anak Anda tampak tidak tertarik atau frustrasi, mungkin itu karena kurangnya dukungan dari pengajar.
4. Tekanan Sosial Bisa Berperan
Jika tidak ada masalah yang jelas dengan kelas itu sendiri, faktor sosial mungkin berperan. Apakah anak Anda memiliki teman dalam program tersebut? Bersosialisasi adalah bagian besar dari pengalaman anak dalam kegiatan setelah sekolah. Jika mereka merasa kesepian atau tidak cocok, mereka mungkin mulai menghindari kegiatan tersebut. Membantu anak Anda untuk menjalin hubungan dengan orang lain dalam program bisa menghidupkan kembali minat mereka.
5. Ketahui Kapan Saatnya Untuk Melepaskan
Jika setelah mengatasi masalah-masalah tersebut anak Anda tetap menolak kegiatan tersebut, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan kembali partisipasi mereka. Kegiatan setelah sekolah seharusnya menyenangkan dan menggairahkan—bukan sumber stres atau frustrasi. Penting untuk tidak memaksa anak Anda melakukan sesuatu yang tidak lagi mereka minati. Jika mereka masih tertarik dengan kegiatan tersebut, seperti bermain gitar, beri mereka waktu istirahat beberapa bulan dan coba lagi nanti.
Kesimpulan
Meskipun kegiatan setelah sekolah adalah cara yang sangat baik untuk membantu anak-anak berkembang, mereka seharusnya tidak pernah terasa seperti tugas. Jika anak Anda merasa bosan atau terbebani dengan kegiatan tersebut, luangkan waktu untuk mencari tahu penyebabnya. Dengan penyesuaian yang bijaksana dan sedikit kesabaran, Anda dapat membantu anak Anda menemukan kembali kegembiraan dalam kegiatan ekstrakurikuler mereka.
Kata Kunci:
- Mengapa anak-anak merasa bosan dengan kegiatan setelah sekolah
- Cara menjaga anak Anda tetap terlibat dalam kegiatan setelah sekolah
- Tanda-tanda anak Anda kehilangan minat pada kegiatan ekstrakurikuler
- Tips parenting untuk program setelah sekolah
- Masalah sosial dalam kegiatan ekstrakurikuler